Senin, 26 Maret 2012

Memahami Sinyal Tubuh Ingin Bercinta

SETIAP manusia diciptakan berbeda, termasuk tingkat gairah seksualnya. Sejak gairah seks itu muncul, berapa lama Anda bisa bertahan tanpa berhubungan seksual? Menampik ataupun berlebihan dalam meluapkannya, punya dampak masing-masing.
 
Seks, tidak diragukan lagi, adalah sebuah kebutuhan tubuh, yang didasarkan pada dua alasan, yakni reproduksi dan kecenderungan untuk bersosialisasi (berbagi cinta). Bertahan hidup pada periode waktu yang lama didasarkan pada kemampuan manusia untuk hidup berkelompok. Secara alami, hal ini memungkinkan manusia untuk melahirkan atau dilahirkan.
 
Nyatanya, seks adalah hubungan yang menyenangkan. Seks adalah bentuk kesenangan dari hubungan antar-manusia. Demikian seperti okezone nukil dari Times of India.
 
Bagaimana tubuh mengatakan Anda harus berhubungan seks?
 
Mungkin mudah untuk mengabaikan sinyal tubuh Anda saat keinginan (bahkan kebutuhan) untuk berhubungan seks itu datang. Sering kali Anda menggunakan alasan “ada masalah A, B, C, …”, sebagai tamengnya.
 
Cara terbaik untuk mengenali panggilan tubuh ingin bercinta adalah mengamati masalah dan berapa banyak mood negatif mendera sebelum berhubungan seks. Ingatlah, seks tidak hanya menyenangkan diri sendiri, tapi juga pasangan.
 
Secara fisik, sinyal yang kerap dikirimkan tubuh saat ingin bercinta, adalah:
1. Gugup berlebihan.
2. Kecemasan tak beralasan, migrain
3. Stres permanen
4. Kurangnya selera makan
5. Kurang tidur
6. Bertentangan perasaan mengenai orang tertentu
7. Kerap berfantasi seksual, terutama pada malam hari
 
Dalam praktknya, kehidupan seksual yang tidak memusakan bisa menyebabkan berbagai reaksi yang kebanyakan tak bisa dijelaskan mengapa itu bisa terjadi. Bahkan dalam beberapa kasus ekstrim, dapat mengakibatkan reaksi fisik dan psikologis, seperti kulit gatal-gatal, iritasi, marah, dan lain-lain. Anda bisa mengakhiri perasaan tidak mengenakkan, baik psikis maupun fisik ini dengan "membaca" sinyal tubuh.
 
Setelah Anda benar-benar memahami bahasa tubuh, "Aku butuh seks!", itu akan menjadi jauh lebih mudah bagi Anda untuk mengidentifikasi jangka waktu terjadinya gejala tidak menyenangkan ini. Jika berhasil melakukannya, Anda juga akan mampu mencegahnya.
 
Tentu saja, interval keinginan berhubungan seks akan sangat bervariasi pada tiap orang, bergantung kepada faktor-faktor tertentu, seperti usia, jenis kelamin, gaya hidup, kondisi fisik, kehamilan, menopause, dan lain-lain.
 
Karena itu, pastikan Anda meluangkan waktu untuk benar-benar menganalisis diri dan tubuh, serta kebutuhan dan hasrat Anda. Dengan cara itu, Anda akan mampu mengelola hingga memahami tindakan yang harus diambil agar kehidupan Anda berjalan normal kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar