Selasa, 21 Januari 2014

Pakaian Adat Bali dan Filsafat di Balik Keanggunannya

Jika kita berkunjung ke Bali, kita seringkali melihat pakaian adat Bali dikenakan oleh warga asli yang sedang melakukan upacara adat, atau penari-penari Bali yang sedang menampilkan tarian tertentu. Pakaian adat ini mempunyai prinsip pemakaian yang berbeda antara lelaki dan perempuan, yang akan dibahas pada bagian selanjutnya dari artikel pakaian adat Bali dan penjelasannya. Penggunaannya pun juga berbeda-beda, tergantung situasi dan kesempatannya. Pakaian adat orang Bali merupakan salah satu dari banyaknya pakaian adat budaya Indonesia yang telihat anggun dan mewah dengan kombinasi warna yang memukau.

Jenis dan Penggunaan Pakaian Adat Bali

PAKAIAN ADAT BALI TRADISIONAL INDONESIA
Ada beberapa jenis pakaian adat dari provinsi Bali tergantung pada penggunaan dan situasi yang mengharuskan pemakaian jenis pakaian adat tertentu. Terdapat 3 jenis pakaian adat dari Bali yang ada: pakaian adat untuk acara keagamaan, untuk acara pernikahan, dan untuk acara sehari-hari. Pembeda antara pakaian adat Bali yang satu dengan yang lain, selain penggunaannya yang tergantung situasi dan kondisi, juga tergantung jenis kelamin si pemakai. Pakaian adat perempuan berbeda dengan pakaian adat laki-laki.
Dilihat dari harga satu set pakaian adat ini pun berbeda-beda juga, tergantung pada daya beli pemakai baju adat tersebut. Patokan harga songket Bali berkisar antara 500 ribu hingga jutaan, tergantung material bahan dari kain songket tersebut. Untuk songket yang berharga jutaan, kainnya terbuat dari benang emas yang pastinya akan terlihat indah jika dipakai. Jenis kain songket yang umumnya dipakai oleh kebanyakan masyarakat Bali adalah yang biasa dibeli di pasar atau toko-toko kain tradisional. Turis atau wisatawan yang ingin berbelanja atau mencoba memakai pakaian adat bisa bertanya tentang pakaian adat Bali dan keterangannya.
Selain terlihat indah dan anggun, pakaian adat Bali juga mempunya filsafat di balik penggunaan dan kelengkapannya, seperti baju-baju adat suku lain di Indonesia. Masyarakat Bali menggunakan pakaian adat yang lengkap jika menghadiri upacara adat keagamaan dan acara-acara adat yang diselenggarakan besar-besaran. Untuk pakaian adat tidak lengkap (biasa juga disebut madya), dikenakan pada acara sembahyang harian dan pada saat menghadiri acara-acara sosial dengan nuansa kegembiraan misalnya acara hajatan keluarga semacam penyambutan kelahiran seorang anak, pernikahan, atau syukuran.
Filsafat Pada Pakaian Adat Bali
Filsafat baju adat Bali bersumber akan kepercayaan pada Sang Hyng Widi atau Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa cara penggunaan pakaian adatnya mempunyai makna tertentu, misalnya peletakan selendang: jika diselempangkan di bahu kanan wanita artinya si pemakai mengharapkan kebahagiaan dan kesejateraan, sedangkan di bahu kiri berarti keinginan untuk menolak kesusahan atau untuk tolak bala. Beberapa kasta juga menambahkan ornamen pada pakaian adatyang mereka kenakan, sesuai dengan kasta mereka.

SUMBER  http://alatmusiktradisional.com/pakaian-adat-bali-dan-filsafat-di-balik-keanggunannya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar